Wednesday, September 13, 2017

Mengenal Katarak Kongenital Pada Bayi dan Penyebabnya

KODE IKLAN DISINI

KODE IKLAN DISINI
VIRALDAILYS.COM - Baru-baru ini selebriti Indonesia Asri Welas membagikan kisah tentang bayinya yang divonis menderita katarak di usia yang masih sangat muda, 5 bulan. Bayi yang akrab disapa Ibran pun harus menjalani operasi dan menggunakan kacamata plus agar bisa melihat.

Kisah yang dialami bayi Asri Welas ini seakan mengingatkan kita bahwa katarak tidak hanya dialami oleh orang-orang yang sudah lanjut usia. Bayi yang baru lahir pun bisa menderita katarak.

Titik putih atau noda keruh diarea pupil mata menjadi tanda utama seorang bayi mengalami katarak kongenital. Katarak kongenital adalah kekeruhan lensa mata yang terjadi sejak lahir. Katarak ini lah yang membuat penglihatan anak menjadi tidak peka. Dalam beberapa kasus bahkan bisa berdampak kebutaan pada bayi.


Apa itu katarak kongenital?
Katarak kongenital adalah kekeruhan lensa mata yang terjadi sejak lahir. Lensa mata ini berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang masuk ke mata menuju retina, sehingga mata bisa menangkap gambar dengan jelas. Namun, jika terjadi katarak, sinar cahaya yang masuk ke mata menjadi tersebar ketika melewati lensa yang keruh, sehingga gambar yang diterima mata menjadi kabur dan terdistorsi.
Jika anak Anda menderita katarak kongenital, biasanya ia akan menunjukkan tanda-tanda, seperti terdapat noda keabu-abuan yang terlihat pada pupil mata bayi Anda atau bisa saja tidak, penglihatan bayi terlihat tidak peka dengan lingkungan sekitarnya (misalnya, bayi tidak menoleh ketika ada orang di sampingnya), atau pergerakan mata bayi yang tidak biasa.

Terdapat beberapa jenis katarak kongenital, yaitu :

  1. Katarak polar anterior terletak di bagian depan lensa mata dan umumnya berhubungan dengan keturunan. Jenis katarak ini seringnya dianggap tidak perlu dilakukan operasi.
  2. Katarak polar posterior muncul di bagian belakang lensa mata.
  3. Katarak nuklear terletak di bagian tengah lensa mata dan ini merupakan jenis yang paling sering muncul.
  4. Cerulean cataracts biasanya ditemukan pada kedua mata bayi. Biasanya jenis katarak kongenital ini tidak menyebabkan masalah penglihatan. Cerulean cataracts biasanya dihubungkan dengan keturunan.
Apa yang menyebabkan katarak kongenital?
Katarak yang biasanya terjadi pada orang tua biasanya berhubungan dengan proses penuaan. Sedangkan, katarak kongenital yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena keturunan, infeksi, masalah metabolik, diabetes, trauma, inflamasi, atau reaksi obat.

Contoh obat yang dapat  menyebabkan katarak pada bayi baru lahir adalah antibiotik tetrasiklin yang digunakan untuk mengobati infeksi pada wanita hamil. Jadi, bagi ibu hamil, jangan sembarangan memakai obat-obatan, sebaiknya tanyakan terlebih dahulu pada dokter Anda.

Katarak kongenital ini dapat terjadi semenjak kehamilan, yaitu di saat ibu hamil mempunyai penyakit infeksi, seperti campak atau rubella (yang merupakan penyebab paling umum), rubeola, cacar air, cytomegalovirus, herpes simplex, herpes zoster, poliomyelitis, influenza, virus Epstein-Barr, sifilis, dan toksoplasmosis.

Pada katarak kongenital yang disebabkan oleh keturunan, kelainan terjadi saat pembentukan protein penting untuk mempertahankan transparansi dari lensa mata alami, sehingga akhirnya mengakibatkan adanya noda keruh pada lensa mata.

Bagaimana cara mengobati penyakit ini, haruskah operasi? 
Jika dibiarkan, katarak kongenital dapat menghambat penglihatan anak dan bahkan juga bisa menyebabkan kebutaan pada anak. Untuk itu, diperlukan operasi katarak sesegera mungkin untuk menghilangkan lensa alami anak Anda. Operasi katarak pada bayi ini harus dilakukan sedini mungkin untuk menjamin penglihatan bayi cukup bisa untuk berkembang dengan normal. Beberapa ahli berpendapat bahwa waktu untuk melakukan operasi katarak kongenital adalah antara usia 6 minggu sampai 3 bulan.

Setelah operasi pengangkatan lensa mata anak yang terkena katarak kongenital, lensa mata anak kemudian bisa digantikan dengan lensa buatan, atau anak juga bisa memakai lensa kontak atau kacamata setelah operasi. Tanpa beberapa tindakan koreksi tersebut setelah operasi, penglihatan anak Anda mungkin akan berkurang dan perkembangan penglihatan normal bayi akan terhambat.

Pendapat juga bervariasi mengenai apakah lensa buatan harus dipasang pada mata anak Anda setelah operasi katarak karena dikhawatirkan ini akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan mata normal. Dalam beberapa kasus, lensa kontak dipasang pada permukaan mata (kornea) yang digunakan untuk membantu memulihkan penglihatan anak setelah lensa mata anak dihilangkan.

Setelah dilakukan tindakan operasi, mungkin sulit untuk memprediksi apakah penglihatan anak lebih baik, meskipun kemungkinan akan selalu ada pengurangan tingkat penglihatan pada mata anak yang terkena katarak kongenital.

Selain itu, tindakan operasi ini bukan berarti tanpa risiko. Salah-salah, operasi katarak ini dapat menyebabkan glaukoma, yang terjadi ketika tekanan pada mata terlalu tinggi. Glaukoma dapat menyebabkan kerusakan permanen struktur dalam mata ketika pengobatan tidak dilakukan dengan baik.

Namun, Anda jangan khawatir, tidak semua katarak kongenital harus dioperasi. Katarak yang hanya menutupi bagian tepi lensa mata mungkin tidak perlu dilakukan operasi, lensa mata tidak perlu dihilangkan karena penglihatan masih dapat berfungsi tanpa hambatan. Katarak yang sangat kecil juga mungkin tidak perlu dilakukan operasi. Sebaiknya diskusikan lebih lanjut dengan dokter mata anak Anda.

KODE IKLAN DISINI

0 Comments

Post a Comment

XYXYXY